categorycal

Selasa, 10 Mei 2011

Sejarah Pengobatan


Dear Buddy ^^
Ada yang pernah sakit ??
Haha pertanyaan yang penting ga penting ya , jawabanya pasti kita pernah mengalami yang namanya sakit. Sakit yang mungkin simple kliatanya kaya Influenza. Misalnya.
Sewaktu tiba tiba hidung kita meler keluar TiiiiiiiiiiT*sensor , bis itu tittttttt nya ga abis abis, kita pastinya kerepotan cz tiittttttttt,.  Penampilan kita sekeren apapun klo qt ga waspada dan Titttttttttttt kita kliatan orang , wuihh repot juga ^^
Oke zaman sekrng tuk mengembalikan keadaan hidung seperti sediakala banyak jalan yg dipakai , yg pake mitos dengan berlari-lari supaya keringetan jadi sembuh, ada yang makan makanan sop-sop an. Ada yg minum ramuan turun temurun jamu, ada yg kewarung cari kopi ,hhe ko ga nyambung ya, maksudnya beli kopi buat sambil minum obat supaya obat yg *katanya rasanya pahit jadi rasa kopi.. atau langsung dateng ke dokter ^^
Yapz, intinya semua jalan itu untuk penyembuhan. Sekarang dunia kedokteran berkembang begitu pesat. Tapi pernah ngebayangin ga kapan dimulainya trend “profesi khusus untuk menyembuhkan” atau trend metode secara ilmiah itu mulai muncul ??
Sejarah singkat yah saya coba tulis di posting ini : referensi dari : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1960855-sejarah-pengobatan-bangsa-mesir-yunani/#ixzz1LwVUvdgZ
Pengobatan oleh bangsa Mesir kuno

Bangsa Mesir kuno seperti halnya bangsa Yunani kuno dan bangsa Roma kuno, telah banyak menyumbangkan pengetahuan dan bukti-bukti mengenai kegiatan pengobatan dan pengetahuan pengobatan yang mereka miliki. Bukti-bukti tersebut ditemukan pada beberapa papyruses dalam penggalian arkeologi. Perawatan orang sakit pada bangsa Mesir kuno biasanya dilakukan oleh penyihir dan dukun (atau biasanya juga disebut “medicine men”).

Penggalian arkeologi juga menemukan pada bangsa Mesir terdapat seseorang yang disebut physicians yang menangani perawatan orang yang sakit. Penyebutan physician ini terdapat pada tulisan hieroglyphics dimakam pharaoh. Pada hieroglyphics tersebut disebutkan bahwa :

"palace doctor, superintendent of the court physicians, palace eye physician, palace physician of the belly and one who understands the internal fluids and who is guardian of the anus."

Diduga posisi physicians sudah ada pada tahun 2600 sebelum masehi (indonesia masih gimana yah ^^). Disebutkan bahwa Imphotep adalah physicians dari raja Zozer.

Inget ga Imhotep di serial Movie The Mummy ..

 Ini Imhotep ni ^^

tapi itu versi Hollywood ..

yg versi arkeolog gini :






Dalam hal ilmu pengobatan,bangsa Mesir kuno sudah mengembangkan pengetahuan mereka mengenai fungsi hati, detak jantung, darah dan juga kegunaan dari oksigen bagi tubuh manusia, serta sudah menyebutkan secara jelas nama-nama dari anggota tubuh.

Meskipun begitu, tetap saja dasar dari pengobatan dari bangsa Mesir kuno adalah berdasar pada kepercayaan tahayul, roh nenek moyang dan juga sihir. Jika suatu penyakit tidak ditemukan penyebabnya, maka para physicians,penyihir dan dukun percaya bahwa penyebabnya adalah roh-roh tertentu atau spiritual beings.

Sehingga untuk menyembuhkannya adalah dengan menggunakan mantra dan ramuan tertentu untuk mengusir roh-roh tersebut.

Pengobatan oleh bangsa Yunani kuno

Bangsa Yunani kuno memiliki perkembangan yang cukup signifikan dalam hal perdagangan,pertanian, kelautan dan juga pengobatan. Bahkan dari bangsa ini muncul seorang dokter yang cukup dikenal yang bernama Hippocrates yang hidup pada 1200 sebelum masehi.

Dalam bidang pengobatan, bangsa Yunani kuno selalu mencari hal yang sesuai dengan logika dan bisa dijelaskan meskipun dalam kehidupan sehari-harinya mereka percaya bahwa segala sesuatu ditentukan oleh kehendak dewa-dewa mereka.

Bangsa Yunani kuno melakukan kegiatan pengobatan 100 tahun sebelum kelahiran nabi Isa. Sehingga dalam peperangan, tentara yang terluka selalu dirawat oleh dokter-dokter mereka. Namun, tidak semua orang yang sakit langsung pergi kepada dokter. Banyak masyarakat Yunani kuno yang masih percaya kepada dewa dan langsung berdoa kepada dewa mereka untuk meminta kesembuhan. Dewa seperti Apollo dan Asclepios merupakan dewa yang sering didatangi oleh masyarakat Yunani untuk meminta kesembuhan penyakit yang mereka derita. Kuil yang dibangun untuk tempat mereka meminta kesembuhan disebut asclepeia.


Asclepieia .. di gambarkan seperti ini, dari sinilah inspirasi lambang gelas di lilit ular yg ada di farmasi :






gayanya so cool ya ^^


 
Pengobatan oleh bangsa Roma kuno

Dalam masalah pengobatan, bangsa Roma kuno belajar dari bangsa Yunani kuno. Bangsa Roma berhubungan pertama kali dengan bangsa Yunani sekitar tahun 500 SM atau sekitar tahun 146 SM, dimana beberapa bagian dari daerah Yunani menjadi daerah kekuasan kekaisaran Roma.

Pada awalnya pada kekaisaran Roma tidak ada orang yang bertindak sebagai seorang dokter. Hal ini disebabkan karena diduga setiap masyarakat Roma kuno sudah mengetahui mengenai pengobatan dengan herbal dan penanganan orang yang sakit dirumahnya masing-masing. Begitu Roma berhubungan dengan Yunani, banyak dokter dari Yunani yang datang ke Italia dan Roma, dimana biasanya adalah tahanan perang dan berstatus sebagai budak atau pembantu rumah tangga oleh orang Roma yang kaya raya. Setelah beberapa lama banyak dokter-dokter yang berstatus pembantu rumah tangga tersebut menjadi warga merdeka yang dibebaskan oleh tuan mereka karena pengetahuan mereka akan pengobatan.
Bangsa Roma kuno adalah bangsa yang mempercayai bahwa pemikiran yang sehat akan membuat badan yang sehat. Atau
Mens sana in corpore sano (yang ada di tulisan tulisan baju olahraga ^^)  Mereka percaya bahwa dengan tubuh yang sehat maka mereka bisa menjegah tubuh menjadi sakit. Untuk itu daripada mengeluarkan uang untuk dokter, bangsa Roma kuno banyak mengeluarkan uang untuk menjaga kesehatan mereka.

Perhatian terbesar kekaisaran Roma adalah pada kesehatan tentara mereka. Karena tanpa tentara yang sehat, kekaisaran Roma akan lemah. Oleh karena itu sumber air yang disediakan untuk para tentara dijaga untuk tetap bersih. Selain itu juga para komandan tentara juga selalu memerintahkan bawahannya untuk tidak mendirikan tenda di dekat rawa karena air disekitar rawa tidak sehat.


Nah tapi ?? dimana letak dasar kedokteran saat ini, dengan metode yang begitu ilmiah. Di uji secara empiris , kita coba tinjau pada peradaban Islam saat jaya-jayanya ..
pasti pernah mendengar Avicenna, jika kita membicarakan pengobatan dalam Islam pasti kita ga lepas dari nama ini.

Avicenna, begitu orang-orang Barat memanggil dan menyebut Ibnu Sina, seorang tokoh Islam abad ke 10 yang terkenal dengan ilmu perobatan dan kedokterannya.
Jika orang-orang Barat berlaku jujur, tak lengkap rujukan mereka tanpa menyebut Ibnu Sina. Ibnu Sina telah menjadi bahagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran dunia.
Ibnu Sina pernah menulis sebuah buku dengan judul, Al Qanun fi al Tibb. Sebuah buku tentang ilmu kedokteran yang menjadi rujukan banyak ilmuwan. Orang Barat menyebut buku ini dengan sebutan “The Canon”, entah karena kehebatan buku ini atau pindahan kata dari Al Qanun, tapi yang jelas, buku ini sangat dahsyat pada zamannya.
Abu Ali al Husain ibn Abdallah ibn Sina, itulah nama lengkap Ibnu Sina. Ia lahir di Afsana, sebuah kota kecil dekat dengan kota Bukhara, tempat asal ahli hadits ternama Bukhari, pada tahun 981. Ibnu Sina, saat berumur sepuluh tahun, ia sudah hafal AL Qur’an dan sudah pula belajar tentang ilmu kedokteran. Entah kenapa, banyak tokoh Islam ternamaberhasil menghafalkan Al Qur’an saat usianya sepuluh tahun. Mungkin bagi mereka umur 10 tahun lebih penting keadaannya berbanding 17 tahun seperti saat ini. Karena saat sepuluh tahun itulah angka umur mereka bertambah satu digit lagi. mungkin sampai wafat nanti, umur mereka tak sampai bertambah satu digit lagi.Tak hanya belajar ilmu kedoktoran, di usianya yang masih sangat belia itu ia juga belajar tentang logika dari gurunya Abu Abdallah Natili, seorang filosof terkenal zaman itu. Ibnu Sina benar-benar mengagumkan, sangat muda, tapi sangat berbakat. Ia menunjukkan minat dan keahliannya di bidang-bidang yang ia tekuni. Seorang remaja dengan pengetahuan kedokteran yang tinggi serta kedalaman ilmu agama, begitu kalangansekitar mengenal Ibnu Sina.
Pada saat usianya mencecah tujuh belas tahun, Allah memberinya jalan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Ibnu Sina berhasil menyembuhkan penyakit raja Bukhara saat itu, Nooh ibn Mansoor. Ini benar-benar karomah Allah, sebab banyak tabib dan ahli tak berhasil meyembuhkan penyakit sang raja sebelumnya.
Sebagai penghargaan sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, paling tidak untuk sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Siapa sangka, dari sanalah ilmunya yang luas ditambah lagi. Ibnu Sina selain terkenal sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama dankedokteran, ia juga ahli matematika. Tak hanya itu, ia pun seorang filosof sekaligus ahli di bidang astronomi, juga seorang pustakawan dan ahli psikatri yang handal.
Ibnu Sina juga terkenal sebagai seorang pengembara. Setelah kematian ayahnya ia mulai berkelana, menyebarkan ilmu dan mencari ilmu yang baru. Tempat pertama yang menjadi tujuannya setelah hari duka itu adalah Jurjan, sebuah kota di Timur Tengah. Di sinilah ia bertemu dengan seorang sastrawan dan ulama besar Abu Raihan Al Biruni. Al Biruni,adalah guru baru dengan ilmu yang baru pula bagi Ibnu Sina.
Setelah Jurjan dan Al Biruni, tak lama Ibnu Sina melanjutkan lagi Tour of Dutynya. Rayy dan Hamadan adalah kota selanjutnya, sebuah kota dimana karyanya yang spektakular The Canon mulai dituliskan. Di tempat ini pula Ibnu Sina banyak berjasa, terutama pada raja Hamadan. Seakan tak pernah lelah, ia melanjutkan lagi pengembaraannya, kali ini daerah Iran menjadi tujuannya. Di sepanjang jalan yang dilaluinya itu, banyak lahirkarya-karya besar yang memberikan manfaat besar pada dunia ilmu kedokteran khususnya.
Tak berlebihan sebetulnya Ibnu Sina mendapat julukan Bapa Kedoktoran Dunia. Karena selain perkembang dunia perubatan awal tak bisa terlepas dari nama besar Ibnu Sina, ia juga banyak menyumbangkan karya-karya asli dalam dunia kedoktoran. Dalam The Canon misalnya, ia menulis eksiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan danobat-obatan. Ia juga adalah orang yang memperkenalkan penyembuhan secara sistematis, dan ini dijadikan rujukan selama tujuh abad lamanya.
(tujuh abad lamanya bahkan hingga sekarang buku itu masih menjadi rujukan sebagai inspirasi penelitian bagi sarjana-sarjana kedokteran Eropa.) 
 sekarang ilmu kedokteran terus berkembang , bangsa-bangsa di belahan bumi lain sudah pernah andil dalam perkembangan ilmu kedokteran ini. Indonesia juga 3 abad kemudian mungkin akan dikenal seorang ttokoh penyembuh cilik yang bisa disandingkan dengan Imhotep dari Mesir,  asclepious dari Yunani , dan Ibnu Sina atau Avicenna dari Timur tengah yaitu " De Ponari " 


^^ ...

by praja-210475

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip